25 November 2010

Memahami Struktur Karya Tulis Ilmiah

Menulis makalah?
Wah, susah banget! Tapi itulah yang sebenarnya menjadi bagian dari kehidupan akademis di bangku sekolah maupun di bangku kuliah.
Ya..., penulisan makalah sebagai salah satu bentuk karya tulis ilmiah memang sudah disosialisasikan bahkan sejak di bangku sekolah dasar lewat tugas-tugas seperti kliping.
Bagi sebagian besar, tugas menulis karya ilmiah, baik dalam bentuk makalah maupun skripsi, tampaknya menjadi tugas yang berat. Pemilihan topik penelitian, judul makalah, sampai penentuan teori menjadi bagian yang dianggap susah dikerjakan. Tidak heran ketika makalah atau skripsi disusun, beragam perbaikan harus dikerjakan oleh penulisnya.

Memahami struktur sebuah karya ilmiah bisa menjadi cara yang akan menolong penulis dalam menyajikan karya tulisnya. Bila sudah mengenal masing-masing aspeknya, sedikit banyak akan melapangkan alur pemikiran penulis.

Secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian besar. Bagian yang dimaksud ialah:
1. pendahuluan,
2. isi,
3. pembahasan.

Meskipun ketiganya merupakan inti dari sebuah karya, tentu saja masih dibutuhkan penyemarak lain, yaitu prakata (bedakan dengan kata pengantar!), daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran. Tentu saja kelengkapan-kelengkapan tersebut tidak semuanya mutlak disertakan. Masing-masing akan dijelaskan di bawah ini:

PENDAHULUAN
Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikan secara sederhana di bawah ini.

a. Latar belakang masalah
Pada bagian ini, penulis harus menguraikan apa yang menjadi ketertarikannya pada objek yang diteliti. Oleh karena itu, kepekaan untuk memerhatikan fenomena-fenomena yang mutakhir di bidang yang sedang ditekuni menjadi kebutuhan. Tidak jarang, sebuah makalah atau skripsi mendapat sambutan hangat karena membahas topik-topik yang sedang hangat.
Satu aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Peneliti perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang dikerjakan. Hal ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yang dilakukan bukan mengulangi berbagai penelitian lainnya.

b. Masalah dan batasannya
Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit.
Meski demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluber luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan. Selain itu, pembatasan masalah penelitian juga akan menolong dalam hal efektivitas penulisan karya ilmiah.

c. Tujuan dan manfaat
Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum.

d. Metode dan Teknik Analisa
Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari sebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Mengenai keduanya, Sudaryanto (2001) menyebutkan bahwa metode merupakan cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik merupakan cara melaksanakan metode. Sebagai cara, tambahnya, kejatian teknik ditentukan oleh adanya alat yang dipakai.
Dalam ilmu linguistik, metode penelitian berkisar pada dua metode besar, yaitu metode padan dan agih. Sementara tekniknya ada bermacam-macam. Tidak semua metode perlu dan relevan untuk digunakan dalam menganalisa data penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu berhati-hati dalam menentukan metode dan teknik analisanya. Data penelitian yang diperoleh harus benar-benar dicermati perilakunya.

e. Landasan teori
Sebuah penelitian tentu perlu memiliki dasar teoritis yang kuat. Namun, penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung pembedahan masalah. Biasanya, bila sudah mengerti perilaku data yang diperoleh, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah.

ISI
Setelah merampungkan bagian awal tadi, penelitian pun dapat dilanjutkan dengan lebih bergumul dengan data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi (biasa disebut juga subbab karena bagian isi umumnya dianggap sebagai bab yang mandiri) biasanya tergantung ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada bagian isi, penulis harus melakukan analisa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada bab pendahuluan.

PENUTUP
Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat. Tujuannya agar pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas.
Salah satu bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari penutup ialah saran. Sejumlah departemen pada sejumlah perguruan tinggi belakangan ini mulai menghapus bagian tersebut. Sederhananya, sebuah penelitian mensyaratkan sebuah penelitian lanjutan, entah untuk menyanggah atau menguatkan hasil penelitian terdahulu.

BIBLIOGRAFI
Bibliografi atau yang umumnya disebut sebagai daftar pustaka turut menjadi bagian yang penting. Asumsinya, sebuah penelitian ilmiah tentu akan menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli daripada pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi harus dilakukan sewajar dan seperlunya saja.
Tata cara penulisan bibliografi pun harus diperhatikan. Bedakan sumber referensi yang berasal dari buku dengan majalah dan surat kabar. Mengingat dunia internet saat ini pun menawarkan beragam hasil penelitian yang dengan mudah dapat diakses, peneliti dapat memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai bahan referensi penelitiannya. Khusus untuk sumber referensi dari internet, saat ini disepakati bahwa tata cara penulisannya sebagai bibliografi diperlakukan seperti layaknya sebuah artikel.

MENGENAI ABSTRAK
Abstrak juga menjadi bagian penting lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Abstrak merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek mana yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu (Keraf 1984).

MENGENAI PRAKATA
Salah kaprah sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak yang memilih menggunakan kata pengantar daripada prakata. Perbedaan yang mendasar dari keduanya, kata pengantar ditulis oleh seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain. Biasanya kata pengantar dipilih untuk memberi kesaksian yang menguatkan bagi pembaca, bahwa karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi. Sebaliknya, prakata merupakan pengantar yang disajikan oleh penulis karya tersebut.
Pada bagian ini, penulis bisa memberi gambaran singkat mengenai karya tulis yang ia hasilkan. Penyajiannya harus dilakukan dengan variasi yang kreatif, agar tidak dianggap menjiplak bagian latar belakang masalah pada pendahuluan.

STRUKTUR DALAM LAPORAN ILMIAH
Pada dasarnya, laporan ilmiah dapat dikatakan sebagai bentuk singkat sebuah makalah penelitian. Hal ini terlihat dari bentuknya. Bila makalah mensyaratkan penyertaan daftar isi beserta daftar-daftar lain yang memang dibutuhkan, laporan ilmiah lebih ringkas lagi. Dalam sebuah laporan ilmiah, biasa disajikan dalam jurnal-jurnal penelitian, struktur sebuah tulisan ilmiah dapat mengikuti pola yang dikemukakan Soeseno (1982) berikut ini:
a. Judul yang disertai nama penulis dan tempat tugas pekerjaannya.
b. Abstrak yang menunjukkan intisari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan.
c. Pendahuluan, yang sering berisi informasi latar belakang dan identifikasi masalah guna mengantar para pembaca ke arah masalah dan pemecahannya.
d. Tubuh utama, yang berisi:
o bahan dan metode penelitian yang dipakai;
o uraian pelaksanaan dan tafsiran maupun rekaannya.
e. Penutup, yang berisi:
o hasil penelitian dan pembahasan;
o ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu terlaksananya penelitian.
f. Referensi berupa daftar pustaka yang telah digunakan dalam penelitian.

Pola di atas tidak sepenuhnya mutlak. Khusus dalam jurnal-jurnal ilmiah, masing-masing jurnal biasanya memberlakukan struktur penulisannya masing-masing. Informasi itu biasanya selalu disertakan dalam salah satu lembaran jurnal.

Daftar Bacaan
Keraf, Gorys. 2004. "Diksi dan Gaya Bahasa". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soeseno, Slamet. 1982. "Teknik Penulisan Ilmiah-Populer". Jakarta: Gramedia.
Sudaryanto. 2001. "Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis". Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Submitted by team e-penulis;
@

PERUBAHAN

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
aku bermimpi ingin merubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.
Maka cita-cita itu pun agak ku persempit, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah nenergiku.
Namun tampaknya hasrat itu pun tiada hasil.
Ketika usia semakin senja, dengan semangatku yang makin tersisa, kuputuskan untuk mengubah keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku. Tetapi celakanya, merekapun tidak mau diubah.
Dan kini, sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba2 kusadari : Andaikan yang pertama-tama ku ubah adalah diriku, maka dengan menjadikan diriku sebagai teladan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku, lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku.
Kemudian siapa tahu, aku bisa mengubah dunia.

@

12 October 2010

TRAINING KOMPUTER

Berikut Program yang kami tawarkan:
1. Desain Grafis.
2. Desain Website.
3. Desain Arsitektur.
4. AutoCad.
5. MS. Office.
6. MYOB.
7. GIS.
8. PEMROGRAMAN
9. Dll....

25 May 2010

Ketentuan UTS Semester Ganjil 2010/2011


Buat Blog dengan ketentuan sbb:
1.      Tampilan Blog (20%)
a.     Wah = 20%
b.     Sedang = 15%
c.      Biasa = 10%
2.      Kelengkapan Materi (20%)
a.     Lengkap = 20%
b.     Cukup Lengkap = 15%
c.     Kurang Lengkap = 10%
3.      Alamat Blog (10%)
a.     Modif = 10%
b.     Standart = 5%
4.      Fasilitas Download (10%)
a.     lebih dari 5 = 10%
b.     kurang dari=5 = 5%
5.      Fitur (10%)
a.     Menarik = 10%
b.     Kurang Menarik = 5%
6.      Comment (10%)
a.     lebih dari 5 = 10%
b.     kurang dari=5 = 5%
7.      Interview (penguasaan materi) (20%)
a.     Bisa = 20%
b.     Cukup =15%
c.     Kurang = 10%

21 May 2010

Sistem Pendukung Keputusan (SPK / DSS)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)
PEMBUATAN KEPUTUSAN
Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan
Keputusan yaitu Simon dan Mintzberg
1. Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah keputusan menjadi
Keputusan terprogram dan Keputusan tak terprogram Keputusan terprogram yaitu
bersifat berulang-ulang dan rutin. pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah di
tetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali
terjadi.
Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut.
Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang
terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak jelas, namun demikian
konsep keputusan terprogram dan tak terprogram sangatlah penting, karna masingmasing
memerlukan teknik yang berbeda.
Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani
oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan
pemecahan
Aktivitas disain, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan
tindakan yang akan dilakukan.
Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang
sudah ada.
Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah
dilakukan.
2. Keputusan menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini
mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu
interpersonal, informasional, desisional.
Peranan informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan
informasi, dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan
informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.
Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :
Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka
peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi.
Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang
menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang
belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti
perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.
Pengalokasi sumber, dengan peranan sebagai pengalokasi sumber (resorce
alocator), manajer diharapkan mampu menentukan pembagian sumber organisasi kepada
berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran
operasi tahunan.
Negosiator, dalm peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mengatasi
perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara
perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan
serikat pekerja.
DSS (Decision Suport system)
Pengembanag DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer
secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat
berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Timesharing
membuka peluang baru dalam penggunaan computer.
Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott
Morton yang keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang
berjudul “A Framework for Management Information System” mereka merasakan
perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan
keputusan manajemen.
Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut
Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah
Strategic palnning, managemen control dan operational control (perencanaan strategis,
control manajemen, dan control manajemen).
JENIS DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter.
Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada
waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis
DSS, yaitu :
Retrive information element (memanggil eleman informasi)
Analyze entries fles (menganali semua file)
Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
Propose decision (menawarkan keputusan )
Make decisions (membuat keputusan)
TUJUAN DSS
Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :
Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur
Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti
keputusan tersebut
Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya
peningkatan efisiensi
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah,
dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
ARTI DSS
DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau
kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah
masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi
atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan
berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga
mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi
CARA PENGGUNAAN INFORMASI DARI DSS
Pada dasarnya dua pengguna informasi dari DSS oleh manajer, yaitu untuk
mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian masalah
adalah usaha definisi dari pendekatan system. Ia juga berkaitan dengan fase intelegensi
yang di kemukakan oleh simon. Selanjutnya manjer menggunakan informasi untuk
memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan
menurut poendekatan sistim dan berkaitan denga fase disain dan pemilihan.
Pada umumnya, lapaoran berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi,
dan simulasi dalam usaha pemecahan
Laporan berkala dapat di rancang untuk menidentifikasi masalah atau masalah yang
kemungkinan besar akan muncul, manjer juga melakukan query terhadap database untuk
menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang telah di
identifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi, karna kelemahan
cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi perusahaan diubah secara matematis.
Laporan berkala dan khusus dapat juga membantu manajer untuk memecahkan masalah
dengan cara mengidentifikasi keputusan alternative, mengevaluasi dan memilih
alternative tersebut, dan memberikan informasi lanjutan.
LAPORAN
1. Laporan berkala dan khusus
Laporan berkala atau periodic report yaitu laporan yang dibuat menurut jadwal
tertentu contohnya adalah analis penjualan terhadap pelanggan perbulan dan laporan
khusus atau special report yaitu laporan yang di buat ketika laporan dibuat ketika sesuatu
yang tidak seperti biasanya terjadi contohnya laporan mengenai kecelakaan. Dalam
penggunaannya laporan berkala dan khusus bersifat lengkap atau ringkas.
2. laporan lengkap dan ringkas
laporan lengakap atau detail report yaitu laporan yang memberikan spesifikasi
mengenai setiap tindakan atau transaksi dan baris yang mewakili tindakan atau transaksi
disebut baris lengkap atau detail line sedangkan laporan ringkas atau summary report
yaitu laporan yang menyertakan baris yang mewakili beberapa tindakan atau transaksi.
Baris laporan biasanya di cetak dalam beberapa ururtan tertentu, filed yang berada
dalam record data, yang disebut key filed atau control filed digunakan untuk
mengurutkan record sebelum laporan tersebut dicetak.
Yang paling sering digunakan ialah Ascending sequence (urutan naik) disini nilai filed
control terendah (no pelanggan 0001 atau nama Aardbverk) didaftar pertama kali, dan
nilai tertinggi (no 9999 atau zikmund) di daftar paling akhir.
PENGGABUNGAN MANAJEMEN DENGAN PENGECUALIN KEDALAM
LAPORAN
Kegunaan laporan sebagai alat pemecah masalah dapat ditingkatkan dengan
menggabungkan manajemen dan pengecualian. Hal ini dapat dilakukan dengan empat
cara :
Menggunakan urutan laporan untuk menyorot pengecualian
Membuat laporan hanya jika terjadi pengecualian
Mengelompokan pengecualian bersama
Menunjukan varian dari norma
PEMODELAN MATEMATIS
Model adalah abstrak dari sesuatu; ia mewakili beberapa fenomena, yaitu objek
dan aktivitas. Fenomena itu disebut entity. Contohnya jika sebuah model mewakili
perusahaan maka perusahaan itu disebut entity-nya.
Model Ststis dan Dinamis
Model ststis islah model yang tidak memasukkan waktu sebagai variabelnya. Ia berkaitan
dengan situasi pada pada suatu saat tertentu sedangkan model dinamis ialah model yang
memasukan waktu sebagai variabel, model ini mewakili tingkah laku entity sepanjang
waktu.
Model Probabilitik dan Deterministik
Model pobabilitas adalah model tentang adanya peluang akan terjadi sesuatu. Pobabilitas
mempunyai jangkauan 0,00 (untuk sesuatu yang tidak punya peluang) dan 1,00 (untuk
sesuatu yang nyata-nyata terjadi) sedangkan model deterministic ialah kebalikan dari
model pobabilitas
Model Optimisasi dan Suboptimisasi
Model optimisasi adalah model yang menentukan pemecahan terbaik diantara altermatif
yang ada. Agar supaya model tersebut dapat melakukan hal ini, masalah harus terstruktur
dengan baik. Sedangkan model suboptimisasi yang seringkali disebut satisficing model
ialah model yang memungkinkan manajer untuk melakukan serangkaian keputusan, dan
model tersebut akan memproyeksikan penyelesaian. Model ini tidak mengidentifikasikan
keputusan yang akan mennghasilkan penyelesaian yang terbaik, namun menyerahkan
tugas tersebut kepada manajer.
SIMULASI
Simulasi atau pemodelan ialah proses dari sebuah model yang mewakili entitynya.
Skenario, digunakan untuk menjelaskan setting tempat terjadinya simulasi.
Variable keputusan, nilai input yang dimasukan manajer untuk mengukur dampak
terhadap entity.
Teknik simulasi.
Format output simulasi.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMODELAN
Manajer yang menggunakan model matematis dapat memperoleh keuntungan
sebagai berikut :
Proses pemodelan menjadi pengalaman belajar
Kecepatan simulasi memberikan kemampuan bagi kita untuk mengevaluasi dampak
keputusan dalam jangka waktu yang singkat.
Model memberikan daya peramalan
Model membutuhkan biyaya yang lebih murah daripada metode trial-and-error.
Sedangkan kerugian model adalah sebagai berikut:
Sulitnay pemodelan system bisnis dan akan menghasilkan model yang tidak dapat
menangkap semua pengaruh pada entity.
Dibutuhkan keterampilan matematika yang tinggi untuk menggembangkan model yang
lebih kompleks secara pribadi
GRAFIK KOMPUTER
Setiap manjer pada umumnya harus mempunyai kemampuan membuat grafik.
Namun demikian, pada kenyatannya, riset menyatakan bahwa penggunan grafik ternyata
tidak selalu lebih baik dari pada pengguna table. Grafik nampaknya lebih baik dalam
situasi tertentu, seperti :
Mencari ringkasan data yang cepat
Mendeteksi trand masa lalu
Membandingkan point dan pola variable yang berbeda
Meramal aktivitas masa mendatang
Mencari kesan yang relative sederhan adari sejumlah besar informasi yang ada
BAHASA GENERASI KEEMPAT
Sofware dimasukan kedalam perpustakaan software DSS untuk menghasilkan tiga
jenis output. Pada mulanya, satu-satunya cara ialah dengan mengkode program dengan
bahasa pemograman.
Dengan munculnya trend end-user computing, maka lahirlah bahasa yang baru
yang dinamakan fourth-generatioan language (bahasa generasi keempat) atau 4GL
1. Bahasa Pemodelan
Bahasa pemodelan atau maodeling language dibuat untuk membuat tugas pembentukan
model menjadi lebih mudah dari pada menggunakan bahasa berorientasi salah satu
bahasa pemodelan yang pertama adalah GPSS (General Purpose simulation system) yang
dikembangkan IBM pada awal tahun 1960-an
2. Bahasa Tingkat Sangat Tinggi
Very high level language atau bahasa tingkat sangat tinggi biasanya digunakan untuk
menjelaskan bahasa pemograman, seperti APL, yang menawarkan kesingkatan dan daya
di atas dan melebihi apa yang bisa dilakukan oleh bahasa konversional.
3. Generator aplikasi
Application generator atau generator aplikasi menghasilkan program aplikasi seperti
inventarisasi dan penggajian tanpa pemograman
4. Penulisan Laporan
Report writer atau penulisan laporan dirancang secara khusus untuk membuat laporan
5. Generator Grafik
Graph generator atau generator grafik yang juga disebut graphics package digunakan
untuk menampilkan atau mencetak data dalam berbagai macam bentuk grafik.
6. Bahasa Query Database
bahasa yang memungkinkan kita untuk menampilkan data dari berbagai table dari
beberapa bentuk Kriteria.
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELOMPOK
System penunjang keputusan kelompok atau group decision support system (GDSS) ialah
kombinasi dari Komputer, komunikasi, dan teknologi keputusan dan yang digunakan
untuk menemukan, merumuskan, dan memecahkan masalah dalam pertemuan kelompok.
Tujuan GDSS adalah untuk pertukaran ide, opini, dan preferensi dalam kelompok

@

24 March 2010

Buat Flashdsk menjadi Bootable

Banyak sekali cara untuk menjadikan flashdisk anda menjadi bootable, hal ini saya tulis di blog ini karena pengalaman kemarin sewaktu saya berada di Semarang saat ada acara opening service center baru disana, dengan kondisi kantor baru tentu saja belum semua tools tersedia lengkap. Dan waktu itu harus mengupdate bios netbook sekitar 20 unit.

Netbook memang berbeda dengan notebook, biasanya netbook tidak dilengkapi dengan ODD (Optical Disk Drive), sehingga kalau untuk keperluan install software atau update bios kita memerlukan perangkat lain seperti eksternal ODD.
Sedangkan kemarin tidak tersedia eksternal ODD, yang ada cuma sebuah flashdisk. Jadi jalan satu-satunya adalah membuat flashdisk tersebut bootable serta mengcopy file biosnya ke dalam flashdisk.
Untuk membuat bootable flashdisk secara sederhana bisa dipakai cara sebagai berikut, utilitis yang saya pakai adalah dari HP, yang disebut dengan HP Windows Format Utility for USB Drive Key, bisa di download disini. Kemudian kita juga memerlukan Windows 98 files, bisa di download disini.
Kemudian extractlah kedua file tersebut dan install program HP windows format utility tadi, sambungkan USB flashdisk yang akan digunakan untuk bootable kekomputer dan jalankan program tersebut, tampilan programnya seperti dibawah ini.
hp-225x300
Di bagian DEVICE , pilih FlashDisk yang tadi sudah disambungkan ke PC.
Bagian File System , pilih FAT 32
Untuk Volume Label , silahkan isi dengan apa saja
nah di bagian Format Options , click options yang Create a DOS Startup Disk lalu pilih yang Using DOS system files located at : , click button … dan browse ke folder WIN98 hasil extract tadi.
Selesai dan flashdisk anda bisa digunakan untuk bootable disk.
Sumber : http://roemahku.wordpress.com/2009/01/19/membuat-flashdisk-menjadi-bootable/
 
Powered by Akhlis Munazilin